Tak Ada Lumba-Lumba Hari Ini

Sejak beberapa bulan lalu, sering sekali mendengar kabar tentang keindahan Teluk Kiluan di Provinsi Lampung. Apalagi cerita tentang lumba-lumba yang muncul di permukaan laut untuk menyapa para wisatawan yang bersambang.
Maka, saya dan beberapa kawan saya, memutuskan untuk berangkat ke Teluk Kiluan. Dari belasan kawan-kawan yang berencana pergi juga, akhirnya peserta yang fix ikut dalam trip kali ini adalah saya, Arief, Diangga, Desy, Winda, dan Wati. 
Kami berangkat Jumat malam, sepulang kerja. Dari Jakarta, kami mengendarai mobil travel yang akan mengantar kami sampai ke Bandar Lampung. 
Sekitar pukul 2 pagi, kami sampai di pelabuhan Merak. Dari sana kami menumpang sebuah kapal feri. Mobil travel diparkir di bagian bawah kapal, sementara kami naik ke lantai atas. 
Bagi saya, ini adalah perjalanan pertama menumpang kapal dari Merak menuju Bakauheni. Karena perjalanan malam, ya tidak ada yang bisa kami nikmati, kecuali suara ombak dan angin kencang yang tubuh.
Beberapa di antara kami memilih untuk tidur. Yang lain, memilih berbincang-bincang sambil menikmati minuman-minuman hangat yang dijual di atas kapal.

Desy terlelap di perjalanan dengan kapal feri

Perjalanan kami tempuh selama sekitar 2,5 jam. Sekitar pukul 5 pagi, kami sampai di pelabuhan Bakauheni. Lalu, mobil travel membawa kami menuju Kota Bandar Lampung selama sekitar 2 jam. 
Di Bandar Lampung, kami istirahat sejenak. Kami bersih-bersih dan sarapan pagi. Kami menyewa sebuah mobil yang akan mengantar kami menuju Teluk Kiluan.

Karena mampir sana mampir sini, termasuk mampir ke Pantai Klara, kami sampai di Teluk Kiluan sekitar pukul 12 siang. Beruntung, driver mobil sewaan kami bersedia mencarikan tempat  menginap yang dilengkapi paket perjalanan wisata  di Teluk Kiluan. 


Gapura Teluk Kiluan

Sesampainya di Teluk Kiluan, ternyata kami masih harus menumpang sebuah kapal menuju penginapan. Dan ternyata, sesuai dugaan saya, tempat menginapnya sangat nyaman. Berada di tempat yang sepi dan masih sangat asri.



Penampakan depan penginapan

Makan siang... yihiii...

Sesampainya di penginapan, kami langsung bersih-bersih, salat, dan makan siang. Penginapannya ternyata menyediakan paket makan sehari tiga kali, tentu dengan menu spesial khas pinggir laut. 
Setelah kenyang, kami istirahat sebentar, lalu snorkeling deh ke pulau yang ada di seberang penginapan.

Nemu sepasang bintang laut di gundukan pasir. Langsung dimasukkin lagi ke air laut. Kasian.






ala ala prewed

lemes


Hari semakin senja. Kami segera kembali ke penginapan karena langit hampir gelap. Saat melangkah ke penginapan, saya dikasih ikan oleh salah satu warga. Waw, ikannya besar sekali. Nanti ikan itu akan kami panggang sama-sama saat makan malam.

Saking senangnya, saya lupa bertanya ini ikan apa.



Siap-siap bakar ikan.

Api unggun.

Dinner time


Ngantuk

Sekitar pukul 11 kami segera tidur, melepas lelah perjalanan. Besoknya masih ada acara penting kami, yaitu melihat lumba-lumba.


***

Pukul lima pagi, kami sudah bersiap-siap. Setelah salat subuh, kami minum teh panas dan ngemil biskut untuk ganjal perut. Setelah itu, kami segera ke pinggir pantai untuk berlayar ke tengah teluk dengan menggunakan sebuah jukung.
Tapi... hiks... tiba-tiba hujan turun dengan deras. Maka, mau tak mau kami harus menunggu hingga hujan reda. 
Lalu, setelah hujan menipis, kami segera berangkat untuk mencari lumba-lumba. Saya berharap, awan mendadak bercelah cahaya, lalu cuaca berangsur cerah. Awalnya, saya yakin. Apalagi setelah ada ikan terbang yang lewat. Saya semakin yakin jika sebentar lagi akan ada lumba-lumba lewat. 







Tetapi, makin lama, hujan kembali makin deras. Dengan ombak yang lumayan dahsyat, kami terombang-ambing di atas jukung, Pengemudi jukung meminta kami segera kembali ke pantai. Saat jukung berbalik arah, sekilas ada sepasang lumba-lumba yang lompat. Itu saja. Katanya, jika sedang turun huja, lumba-lumba jarang muncul di permukaan.

Hiks, akhirnya kami kembali ka pantai, tinggalkan angan untuk berjumpa sekawanan lumba-lumba itu. Sementara, hujan masih saja beringas, walau perlahan sirna sekembalinya kami di penginapan. Ya, tak ada lumba-lumba hari ini.

Lalu, kami bersih-bersih dan nongkrong-nongkrong saja di sekitar pantai. Bahkan, Arief iseng main tembak-tembakan dengan senapan asli yang dipinjami oleh pemilik penginapan. Saya pun ikut mencoba. Kerrr.. Hahaha.




Menjelang siang, setelah selesai makan, kami berkemas dan bersiap untuk kembali ke Bandar Lampung. Dari sana kami akan menggunakan penerbangan sore menuju Jakarta. 




Walau gagal bertemu lumba-lumba dan tidak menjelajahi seluruh keindahan alam di Kiluan, santai-santai di sana cukup berkesan dan membahagiakan.









Kami pun berangkat dari Teluk Kiluan menuju Bandar Lampung, dengan diselingi drama ban mobil bocor. Untung Mas Driver dibantu oleh Arief yang ahli banget benerin ban sampe nungging-nungging seperti ini.



Sesampainya di Bandar Lampung, kami makan lagi dan tak lupa membeli oleh-oleh khas Bandar Lampung.

Milih oleh-oleh

Iseng aja masukin foto ini

Sekitar jam 8 malam, kami sampai di Bandara Soekarno Hatta. Lalu, kami pulang ke tempat tinggal masing-masing. 
Sampai di Bandara Soekarno Hatta
Semoga kelak bisa balik lagi ke Teluk Kiluan untuk ketemu lumba-lumba dan mengeksplor Teluk Kiluan beserta banyak destinasi wisatanya.

Thanks guys. See you on next destination.



Comments

Popular posts from this blog

Ngadem di Curug Cijalu, Kabupaten Subang Jawa Barat

'Tertawan' di Negeri Serumpun Sebalai (Bangka-Belitung Part 1)

Tak Ada Mendung di Pulau Tidung